MAKALAH
Tentang
IMAM AT-TIRMIDZI
Diajukan untuk memenuhi
tugas terstruktur mata kuliah arrijalul hadits
Disusun oleh :
Kelompok 8
Khoiruddin 409 .436
Nofriadi
409 .172
Sakban 409 .181
Sri Ayu
Sartika Sari 409 .238
Di
Revisi oleh kelompok VII
Marjohan
Hadidi 490.253
Pasma
Yendra 409.252
Mairisa 409.
Dosen pembimbing :
Dr. ZULHELDI, M.Ag
JURUSAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM (PAI-A)
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI ( IAIN )
IMAM BONJOL PADANG
1431 H / 2010 M
BAB I
PENDAHULUAN
Hadits
merupakan sumber hukum kedua di dalam sumber hukum islam. Hadits tersebut disampaikan
secara mutawatir oleh orang yang di sebut ar rijalul hadits atau tokoh
tokoh hadits. Diantara rijalul hadits hadits itu adalah Imam At Tirmidzi. Beliau
merupakan salah seorang tokaoh yang terkenal dalam tokoh tokoh hadits.
Di
dalam makalah ini, pemakalah akan mencoba menguraikan beberapa hal yang
bersangkutan dengan Imam At-Tirmidzi. Diantaranya :
1. Nama
dan tempat lahir
2. Masa
belajar, guru – guru, dan murid – muridnya
3. Penghargaan
ulama terhadap imam Al-Tirmidzi
4. Hasil
karya imam Al-Tirmidzi
5. Wafat
imam Al-Tirmidzi
BAB II
PEMBAHASAN
A. NAMA
DAN TEMPAT LAHIR DAN SIFAT-SIFATNYA
Imam
Al-Tirmidzi nama lengkapnya adalah Abu Musa Muhammad Ibn Isa Ibn Saurah Ibn
Musa Ibn Adh-Dhahak Al-Sulami Al-Bughi Al-Tirmidzi Al-Imam Al-Alim Al-Bari’[1]. Al
Sulami dibangsakan dengan Bani Sulaym, dari kabilah ‘Aylan, sedangkan Al Bughi adalah
nama desa tempat Al Imam lahir dan wafat, yaitu di Bugh. Ahmad Muhammad Syakir menambahnya
dengan sebutan Al-Dhahir karena ia mengalami kebutaan di masa tuanya[2].
Imam Al-Tirmidzi terkenal dengan sebutan Abu Isa , tepi sebagian ulama tidak
menyenangi sebutan itu karena hadis
ان
عيس لا اب له
Artinya
“sesungguhnya Isa tidak mempunyai bapak.”
Imam
Al-Tirmidzi dilahirkan di tepi selatan sungai Jihun, Usbekistan, di kota Tirmidz. Para penulis tidak menyebutkan secara pasti kapan Imam Al-Tirmidzi
dilahirkan. Menurut Syaykh Muhammad ‘Abd Al Hadi Al Sindi Imam Al-Tirmidzi
dilahirkan pada tahun 209 H[3]. Al
Shalah Al Safadi menyebutkan bahwa Imam Al-Tirmidzi dilahirkan tahun 200 H. ada
yang mentatakan beliau lahir pada tahun 208 H dan tahun 209 H. kota tirmiz menurut
penduduknya diucapkan dengan bacaan tarmidz .
Sifat-Sifatnya
: Para ulama berbeda pendapat, ada yang
mengatakan bahwa Imam At-Tirmidzi lahir dalam keadaan buta. Sedangkan berita
yang benar adalah dia menjadi buta ketika sudah besar, tepatnya setelah
melakukan perjalanan mencari ilmu dan menulis kitabnya.[4]
B. MASA
BELAJAR, GURU – GURU, DAN MURID – MURIDNYA
Perkembangan
hadits itu di tandai dengan penulisan, penyampaian penerimaan, penghafalan, dan
majlis ta’lim pengkajian hadits, penciptaan ilmu hadits, periwayatan, dan
pembukuannya. Kajian pengembangan hadits itu sebagian telah diikuti oleh Imam
Al-Tirmidzi sebagian besar telah dilakukannya dan berperan aktif, mulai dari
menulis, menghafal, menyampaikan, menerima, menghadiri dan mengadakan majlis
ta’lim, menggambarkan ilmu hadits,meriwayatkan dan sampai dengan pembukuan.
Sebagai
mana ulama hadits lain Imam Al-Tirmidzi sejak kecil sudah bergelut dengan
hadits, Semangatnya dalam belajar hadits membuatnya melalangbuana ke berbagai
negeri untuk berguru kepada ulama ahli hadits terkemuka. Imam Al-Tirmidzi
pernah ke Hijaz dan belajar dengan ulama Hijaz Iraq, Khurasan belajar dan menuntut
ilmu dari Ishaq Ibn Rahawayh, dan sebagainya. Menurut Al Khatib Al Baghdadi Qutaibah
Ibn Sa’id Al-Madani lama Imam Al-Tirmidzi belajar hadits diperkirakan lebih
dari 35 tahun.[5]
Diantara
guru Imam Al-Tirmidzi adalah :
1. Al
Bukhari
2. Imam
Muslim
3. Abu
Daud
4. Qutaibah
Bin Sa’id
5. Ishaq
Bin Musa
6. Mahmud
Bin Ghailan
7. Ibn
Bandar
8. ismail
bin Musa Al-Fazari
9. Ahmad
bin Muni’
10. Abu
Mush’ab Az-Zuhri
11. Bisyr
bin Muazd Al-Aqadi
12. Al-Hasan
bin Ahmad Bin Abi Syuaib
13. Abu
Amar Al-Husain bin Huraits[6]
Diantara
orang – orang yang pernah berguru ( murid ) kepada beliau adalah :
1. Makhlul
Bin Fadlal
2. Muhammad
Bin Mahmud Anbar
3. Hammad
Bin Syakir
4. Abdul
Bin Muhammad An-Nasyifun
5. Al
Haisam Bin Kulaib Asy- Syasyi
6. Abu
Bakar Ahmad Ibn Ismail Ibn Amir Al Samarkandi
7. Ahmad
Bin Ali Al Maqari
As-Dzahabi berkata :
Murid-murid At-Tirmdzi Antara lain adalah ;
1.
Abu-bakar bin Ismail Samarkandi
2.
Abu-Hamid Ahmad bin Abdillah bin Daud Al
Marwazi
3.
Ahmad bin Ali bin Hasnawaih Al-Mukqri’
4.
Ahmad bin Yusuf An Nasafi
5.
Ashad bin Hamdawiyah Annafi
6.
Al Husain yusuf Al-Farbari
7.
Hammad bin Syakir Al Warq
8.
Daud bin Nashr bin Suhail Al-Bazdawi[7]
C. PENGHARGAAN
ULAMA TERHADAP IMAM AL-TIRMIDZI
Perhatian
beliau sangat besar terhadan ilmu hadits sangat besar beliau menyusun kitab At
Turmudzi. Selain itu hasil-hasil karya beliau sangat banyak. Sehingga pujian
para ulama terhadap Imam Al-Tirmidzi
dalam usahanya mengembangkan hadits dan fiqih dan ilmu-ilmu agama sangat banyak,
diantaranya adalah :
1. Pernyataan
Imam Bukhari terhadap Imam At Turmudzi bahwa kedudukan beliau dalam ilmu hadits
adalah sangat tinggi. Imam Bukhari berkata “ Apa yang aku ambil manfaat dari
padaku.[8]
2. Al
Hafizh Al Alim Al Idrisi berkata “ ia (Imam Al-Tirmidzi) seorang dari para imam
yang memberi tuntunan kepada mereka dalam ilmu hadits, mengarang Al Jami’
Tarikh, sebagai seorang penulis yang alim yang meyakinkan, ia seorang contoh
dalam hafalan”
3. Al
Mizzi mengatakan bahwa Imam Al-Tirmidzi salah seorang imam hafizh yang mempunyai
kelebihan yang telah dimanfaatkan kaum muslimin.
4. Mubarak
Ibn Atsir mengatakan bahwa Imam Al-Tirmidzi adalah seorang ulama hafizh yang
terkenal, padanya telah terjadi pembangunan fiqih.
5. Imam
Al-Tirmidzi termasuk ahli hadits yang kuat daya hafalnya, teliti serta
terpercaya. Ibnu Hibban Al Busti mengakui kemampuan Imam Al-Tirmidzi dalam hal
menghafal, menghimpun, dan meneliti hadits sehingga ia menjadi sumber
pengambilan hadit banyak ulama terkenal diantaranya imam bukhari[9]
D. HASIL
KARYA IMAM AL-TIRMIDZI
Imam
Al-Tirmidzi adalah sorang penulis yang
terkenal Diantara karya-karya Imam Al-Tirmidzi adalah :
1. Al
Jami’ yang terkenal dengan Sunan Imam Al-Tirmidzi yang menghimpun 3.956 buah
hadits. [10]
di dalam kitab Sunan atau Al Jami’
At-Tirmidsi, ia mengklasifikasikan kualitas hadits menjadi shahiah, hasan, dan
da’if. Buku inilah yang menjadi sumber utama hadits hasan[11].
Kitab ini mempunyai ciri khas yaitu
adanya pembahasan tentang rijal hadits dan isnad, adanya penyampaian pendapat
imam mazhab dan diantaranya dilengkapi dengan penjelasannya, Imam Al-Tirmidzi
juga menjelaskan perselisihan pendapat mazhab kemuadian mencoba memilihnya
dengan menggunakan dasar hadits yang dikuasainya.
2. Al-‘Illat
3. Asy
Syama’il Wa Al Kuna
4. At-Tarikh
5. Az-Zuhud
E. Contoh
Hadits
Contoh
hadits yang diriwayat oleh Imam Al-Tirmidzi adalah :
وخلفه في بعض مغا
زيه فقا له علي يا ر سول الله تخلفني مع النساء والصبيا فقا ل رسو ل الله صلي الله عليه وسلم : ا ما تر ضي ان تكون
مني بمنز لة هارون من موس الا انه لا نبوة بعد ى.
Artinya
: “Dan meninggalkan Nabi Muhammad Saw. Akan ia(Saidina ‘Ali Kw) di salah satu
perperangan, maka berkata ‘Ali kepada Nabi : kenapakah tuan tinggalkan saya di
kampong bersama wanita dan anak-anak ?
Nabi menjawab : Hai
‘Ali, apakah engkau tidak suka bahwa engkau sama dengan Nabi Harun di
banding Nabi Musa ? tetapi awas! Nabi dan kenabian tidak ada lagi sesudah aku.”
(Sahih
Tirmidzi, jilid XIII, pagina 171)
Keterangan
: Hadits ini mengisahkan ketika nabi hendak pergi ke perperangan Tabuk
pada tahun 9 hijriyah, yang mana ketika itu beliau meninggalkan Saidina ‘Ali di
madinah untuk menjaga ahli family Nabi.
Saidina
‘Ali Kw. Agak marah karena tidak pantas seorang pahlawan yang gagah berani
seperti Ia di tinggalkan hanya untuk menjaga wanita dan anak-anak, yang dapat
di kerjakan oleh orang-orang lemah dan tidak kuat.
Nabi
mengatakan kepada Saidina ‘Ali,sebagai pembujuknya, bahwa derajatnya sama
dengan Nabi Harun disbanding Nabi Musa, karena Nabi Harun di tinggalkan oleh
Nabi Musa di kampong ketika beliau pergi munajat ke bukit Thursina.
Tetapi
menegaskan kesamaannya dengan nabi Harun bukanlah dalam kenabian, karena Nabi
dan kenabian tidak ada lagi sesudah Nabi Muhammad Saw.
Dari
hadits ini dapat dapat dipetik hukum-hukum yaitu :
1. Nabi
tidak ada lagi sesudah Nabi Muhammad Saw.
2. Nabi
dan kenabian tidak lagi.
3. Faham
yang mengatakan bahwa Mirza Gulam Ahmad di Anggap Nabi, adalah salah dan sesat,
menentang hadits ini.
4. Faham
dari sebagian kaum Syi’ah yang mengatakan bahwa Saidina ‘Ali sebagai Imam
mereka masih menerima wahyu dari tuhan adalah faham yang salah pula.[12]
F. WAFAT
IMAM AL-TIRMIDZI
Imam
Al-Tirmidzi wafat pada tahun 279 H dalam usia 70 tahun. Beliau wafat pada bulan
Rajab tanggal 13 tahun 279 malam hari senin. Beliau meninggal di desa al Bugh dan
dimakankan di sana.
Ada pula
pendapat yang menyatakan bahwa beliau wafat tahun 277 H dalam usia 68 tahun.
Namun
ada yang mengatakan bahwa Imam Al-Tirmidzi lahir dan wafat di kota tirmidz. Hal itu tidaklah salah, karena
bigh dan tirmdz itu berdekatan dan bugh merupakan sebagian dari kota tirmidz.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Imam
Al-Tirmidzi nama lengkapnya adalah abu musa Muhammad ibn isa ibn tsawrah ibn
musa ibn al-dhahak al-sulami al-bughi al-tirmidzi. Dilahirkan di kota tirmiz tahun 209 dan
wafat tahun 279 H.
Diantara
guru Imam Al-Tirmidzi adalah : Al Bukhari, Imam muslim, abu daud, Qutaibah bin
sa’id, Ishaq bin musa, Mahmud bin ghailan
Diantara
orang – orang yang pernah berguru kepada beliau adalah :
1. Makhlul
bin fadlal
2. Muhammad
bin Mahmud anbar
3. Hammad
bin syakir
4. Abdul
bin Muhammad an-nasyifun
5. Al
haisam bin kulaib asy- syasyi
Imam
Al-Tirmidzi adalah sorang penulis yang
terkenal Diantara karya-karya Imam Al-Tirmidzi adalah :
1. Al
Jami’ yang terkenal dengan sunan Imam Al-Tirmidziyang menghimpun 3.956 buah
hadits.
2. Al-‘Illat
3. Asy
syama’il wa al kuna
4. At-Tarikh
5. Az-Zuhud
B. KRITIK
DAN SARAN
Penulis menyadari masih
banyak kekurangan dari makalah ini karena penulis seorang yang lemah dan
keterbatasan sumber yang di dapat. Oleh kerena itu penulis mengharapkan kepada
semua pihak untuk memberikan kritikan dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
[1]Syaik Ahmad Farid, 60 Biografi
ulama salaf,Penejemah : Masturi Irham Lc. Dan Asmu’I Taman, Lc.cet 1
Jakarta : Pustaka Al-Kautsar 2006 hal.550
[2] DrR. H. ahmad Sutarmadi, al-iman
al-tirmidzi peranannya dalam pengembangan hadits dan fiqih,ciputat, PT
logos wacana ilmu, 1998, hal 49
[3] Abid , DrR. H. ahmad Sutarmadi,
hal 51
[4]
Syaik Ahmad Farid, 60
Biografi ulama salaf,Penejemah : Masturi Irham Lc. Dan Asmu’I Taman, Lc.cet
1 Jakarta : Pustaka Al-Kautsar 2006 hal.550
[5]Ibnu ahmad ‘alimi, tokoh dan
ulama hadits, sidoarjo, mumtaz,2008, hal 216
[6]
Syaik Ahmad Farid, 60
Biografi ulama salaf,Penejemah : Masturi Irham Lc. Dan Asmu’I Taman, Lc.cet
1 Jakarta : Pustaka Al-Kautsar 2006 hal 563
[7]
Ibid hal 564
[8]
Dr. Mustafa Zahri. Kunci memahami Mustalahul Hadits. PT Bina Ilmu, Jl
tanjungan 53-e : Surabaya. Cet II 1995
[9]Abdul aziz dahlan, ensiklopedi hukum islam, jakarta PT ichtiar baru van hoeve 1997
[10]M. natsir arsyad, seputar al
quran hadits dan ilmu, bandung,
al bayan,1995 hal 82
[11] Dr. H Abdul Majid Khon, M.Ag, ulumul
hadits, Jakarta,
amzah, 2008 hal 263
[12] K.H. Siradjuddin ‘Abbas, 40
masalah agama jilid II, pustaka Tarbiyah : Jakarta, 2006. Hal 77
Alhamdulillah mempermudah tugas saya , syukran.. tas blognya..
BalasHapuspa lagi lengkap dengan footnotnya
terima kasiih buat makalahnya
BalasHapusterimakasih kak makalahnya bermanfaat bagi pelajar seperti saya:)
BalasHapus